Senin, 06 Desember 2010

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN PENGLIHATAN “KATARAK” PADA USIA LANJUT ( FAJAR SANTOSO)

I.                    PENDAHULUAN
    Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan poses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figure tubu tidak proposional.
    Gangguan penglihatan adalah masalah penting yang menyertai lanjutnya usia. Dengan berkurangnya penglihatan, para lanjut usia seringkali kehilangan rasa percaya diri, berkurangnya keinginan untuk pergi keluar, untuk lebih aktifatau bergerak kesana kemari. Mereka akan kehilangan kemampuan untuk membaca atau melihat televise. Kesemua itu akan menurunkan aspek sosialisasi dari para lanjut usia, mengisolasi mereka dari dunia luar yang pada gilirannya akan menyebabkan depresi dengan berbagai akibatnya.
       Factor resiko pada gangguan penglihatan adalah terpapar pada sinar UV. Untuk itu, dapat dicegah dengan menggunakan pelindung kepala atau topi dan kaca mata pelindung. Perawat perlu mengajari lansia atau kerabat tentang pentingnya mendeteksi glaucoma dan katarak. Bila katarak telah menyebabkan ganggguan penglihatan berat, perlu dipertimbangkan tindakan bedah.pembedahan katarak dewasa ini semakin berhasil dilakukan. Lansia dinasehati untuk melakukan pemeriksaan mata selaku tindakan kolaboratif.
II.                  GANGGUAN PENGLIHATA KATARAK
a.       Pengertian
    Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progesif.
Penyebab umum kehilangan penglihatan yang bertahap. Lensa yang keruh menghalangi cahaya menembus kornea, yang pada akhirnya mengaburkan tangkapan bayangan pada retina. Sebagai hasilnya, otak menginterprestasikan bayangan yang kabur.
        Katarak pada umumnya memengaruhi kedua mata, tetapi katarak dimasing-masing mata memburuk sendiri-sendiri. Pengecualian pada katarak traumatic, yang biasanya unilateral, dan katarak congenital, yang kondisinya dapat tidak berubah. Katarak merupakan penyakit yang paling banyak terjadi pada orang di atas usia 70 tahun. Pembedahan memperbaiki penglihatan pada sekitar 95% pasien. Tanpa pembedahan, katarak akhirnya menyebabkan kehilangan penglihatan total.
Katarak diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya:
Ø  katarak senile terjadi pada lansia, kemungkinan karena perubahan kimiawi pada protein lensa
Ø  katarak congenital terjadi pada bayi baru lahir akibat kesalahan metabolism sebelum dilahirkan atau akibat infeksi rubella maternal selama trimester pertama kehamilan. Katarak tipe ini juga dapat terjadi akibat anomaly congenital atau akibat genetic. Penurunannya biasanya dominan autosom; namun, katarak resesif mungkin terkait dengan kromosom seks.
Ø  Katarak traumatic terjadi setelah benda asing mencederai lensa dengan tenaga yang cukup untuk memungkinkan humor aqueous atau vitreous memasuki kapsul lensa
Ø  Katarak dengan komplikasi terjadi sekunder akibat uveitis, atau ablasio retina. Katarak tipe ini juga dapat terjadi dengan penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroidisme, atau dermatitis ektopik, atau akibat radiasi ion atau sinar infra merah.
Ø  Katarak toksik akibat dari obat-obatan atau toksisitas bahan kimiawi ergot atau fenotiazin.

b.      Tanda dan gejala
Ø  Kehilangan penglihatan secara bertahap dan tidak nyeri
Ø  Penglihatan baca yang buruk
Ø  Pandangan silau yang mengganggu dan penglihatan buruk pada sinar matahari yang terang
Ø  Pandangan silau yang membutakan akibat lampu sorot mobil pada saat mengemudi pada malam hari
Ø  Kemungkinan memiliki penglihatan yang baik pada cahaya yang redup dibandingkan pada cahaya yang terang ( dengan kekeruhan pada sentral)
Ø  Pupil berwarna putih susu
Ø  Area putih keabu-abuan dibelakang pupil ( dengan katarak lanjut)

c.       Etiologi
Penyebab bermacam-macam. Umumnya pada usia lanjut (senil), tapi dapat terjadi secara congenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetic, dan gangguan perkembangan.

d.      Pemeriksaan diagnostic
Ø  Oftalmoskopi tidak langsung menunjukkan area gelap di reflex merah yang normalnya homogeny
Ø  Pemeriksaan slit-lamp memastikan diagnosis kekeruhan lensa
Ø  Pemeriksaan ketajaman penglihatan memastikan derajat kehilangan penglihatan

e.      Penanganan
Ekstransi lensa dengan pembedahan dan implantasi lensa intraokuler untuk mengoreksi deficit penglihatan adalah penanganan yang lazim dilakukan.

f.        Diagnosis keperawatan utama dan criteria hasil
Ø  ketakutan yang berhubungan dengan kehilangan penglihatan total yang disebabkan oleh katarak yang tidak ditangani
criteria hasil tindakan: pasien akan menyatakan bahwa ia merasa rasa takutnya berkurang dan tidak menunjukkan tanda dan gejala takut.
Ø  Resiko cedera yang berhubungan dengan penurunan penglihatan yang disebabkan oleh katarak
Criteria hasil tindakan: pasien akan tetap terbebas dari cedera
Ø  Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) yang berhubungan dengan penurunan kemampuan untuk melihat dengan sesuai sebagai akibat katarak
Criteria hasil tindakan: pasien akan mendapatka kembali penglihatan yang hilang dengan terapi

g.       Intervensi keperawatan
Ø  Siapkan pasien untuk pembedahan katarak dengan tepat
Ø  Berikan lingkungan yang aman. Sebagai contoh, pertahankan sisi pengaman tempat tidur dinaikkan dan bantu pasien beraktiitas jika perlu. Evaluasi keamanan rumah pasien.
Ø  Dengarkan pasien mengungkapkan ketakutan dan kecemasan mengenai kehilangan penglihatan yang dialaminya.
Ø  Periksa penglihatan pasien secara teratur.

h.      Penyuluhan pasien
Ø  Jelaskan bagaimana dan mengapa katarak terbentuk
Ø  Tekankan manfaat pemeriksaan oftalmologik yang teratur untuk memantau derajat kerusakan penglihatan dan untuk menentukan kapan pembedahan dapat dilakukan. Dorong pasien menjalani operasi katarak.
Ø  Peringatkan pasien unuk melakukan tindakan kewaspadaan keamanan sampai katarak dapat dihilangkan, termasuk menghindari mengemudi pada malam hari.



DAFTAR  PUSTAKA

           Stockslager Jaime L. 2007. Asuhan KeperawatanGeriatrik. Edisi 2. Jakarta. EGC
    Noorkasiani S. Tamher. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
        Maryam Siti, dkk. 2008.  Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.  Jakarta. Penerbit : Salemba Medika.
           Nugroho Wahjudi, 2003. Keperawatan Gerontik dan Gerontrik Edisi 3. Jakarta : EGC
           Pudjiastuti Sri Surini, dkk.  2003.  Fisioterapi pada lansia.  Jakarta. Penerbit Buku: EGC.